TJOKROCORNER, OPINI - Haji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia yang pemikirannya mengakar pada nilai-nilai persaudaraan, keadilan, dan kemanusiaan.
Dalam perspektif Tjokroaminoto, persaudaraan bukan sekadar konsep moral, melainkan landasan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Persaudaraan bukan hanya sekadar hubungan sosial, tetapi juga merupakan landasan moral dan etika yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan.
Persaudaraan ini melintasi batas etnis, agama, dan golongan, menekankan pentingnya kesetaraan dan solidaritas untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Tjokroaminoto meyakini bahwa persaudaraan adalah elemen kunci dalam membangun bangsa. Dalam pidato dan tulisan-tulisannya, ia sering mengingatkan bahwa bangsa Indonesia adalah "satu tubuh yang tidak boleh tercerai-berai."
Menurutnya, segala bentuk diskriminasi atau penindasan terhadap sesama adalah pengkhianatan terhadap prinsip persaudaraan. Karena itu, ia mendorong persatuan sebagai bentuk nyata dari persaudaraan tersebut, baik di antara kaum pribumi maupun dengan umat manusia secara universal.
Tjokroaminoto percaya bahwa persaudaraan adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Dalam pandangannya, setiap individu harus merasa sebagai bagian dari satu keluarga besar yang saling mendukung dan melindungi.
Persaudaraan ini harus melampaui batas-batas suku, agama, dan golongan, sehingga tercipta masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Dalam bidang ekonomi, Tjokroaminoto menekankan pentingnya prinsip persaudaraan untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi. Ia mengusulkan konsep sosialisme Islam yang didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.
Menurutnya, persaudaraan harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan ekonomi yang adil, di mana kekayaan didistribusikan secara merata dan setiap orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya ekonomi.
Tjokroaminoto juga melihat persaudaraan sebagai prinsip yang harus diterapkan dalam politik. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif setiap warga negara dalam proses politik untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil mencerminkan kepentingan seluruh rakyat.
Dalam pandangannya, persaudaraan politik berarti adanya solidaritas dan kerja sama antara berbagai kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari, Tjokroaminoto mengajarkan bahwa persaudaraan harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ini termasuk sikap saling menghormati, tolong-menolong, dan menjaga keharmonisan dalam lingkungan sekitar.
Persaudaraan bukan hanya konsep abstrak, tetapi harus menjadi bagian dari perilaku dan sikap setiap individu dalam berinteraksi dengan orang lain.
Di dalam pemikiran Tjokroaminoto, persaudaraan juga terkait erat dengan nilai Islam, khususnya konsep ukhuwah islamiyah (persaudaraan dalam Islam) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).
Dalam konteks Islam, persaudaraan adalah perintah moral yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti membantu sesama yang lemah, memperjuangkan keadilan sosial, dan menciptakan harmoni dalam masyarakat. Namun, ia juga menekankan bahwa persaudaraan ini tidak eksklusif untuk umat Islam saja, melainkan meluas kepada seluruh umat manusia.
Sebagai pemimpin Sarekat Islam, Tjokroaminoto mengimplementasikan ide persaudaraan ini dengan mengorganisir masyarakat untuk melawan penjajahan. Baginya, penjajahan adalah bentuk pengingkaran terhadap persaudaraan karena mengakibatkan penderitaan dan ketidakadilan bagi bangsa lain.
Ia mendorong rakyat untuk bersatu dalam semangat gotong royong dan solidaritas, sehingga perjuangan melawan kolonialisme tidak hanya menjadi tanggung jawab segelintir orang, tetapi seluruh bangsa.
Pemikiran Tjokroaminoto tentang persaudaraan juga tercermin dalam pandangannya terhadap pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus menjadi alat untuk membangun karakter bangsa yang saling menghormati dan menghargai perbedaan. Dengan pendidikan, ia berharap masyarakat dapat menciptakan generasi yang memahami pentingnya persaudaraan sebagai fondasi kehidupan sosial.
Dengan demikian, dalam perspektif Tjokroaminoto, persaudaraan bukan hanya nilai abstrak, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang menciptakan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas.
Melalui semangat persaudaraan, ia berkeyakinan bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri tegak sebagai bangsa yang merdeka dan bermartabat, sekaligus menjadi bagian dari komunitas global yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Wallahu'alam
Tulisan ini disajikan oleh Ardinal Bandaro Putiah. Tokoh Pergerakan Pemuda di Sumatera Barat.
0 Comments:
Posting Komentar