TJOKROAMINOTO, CUKILAN - Salah satu cerita masyarakat Gununghalu, Ciranjang yang sejak tahun 80-an menjadi desa-desa pemekaran seperti Sindangjaya, Sindangsari, dan Kertajaya mengenal sebuah kawasan persawahan yang disebut Blok Tjokro.
Keberadaan Blok Tjokro berkaitan dengan cerita Pak Tjokroaminoto, pimpinan SI (Sarekat Islam) saat itu (1916-1917) satu-dua kali ke Cianjur, antara lain Ciranjang. Pak Tjokro saat itu didampingi tokoh SI, yaitu Mohammad Basir (tahun 1945-an menjadi Pimpinan Hizbulloh) dan Lurah Usip Gununghalu.
Tokoh-tokoh SI Cianjur pada saat itu adalah RD. Prawirakoesoemah (penggerak S.I. Afdeling B), Assoeri (Sekretaris S.I. Afdeling Cianjur) dan H. Djalil (Cibaregbeg Cibeber, Cianjur).
Dalam kaitan Blok Tjokro ini, diceritakan bahwa terjadi persengkataan tanah antara agan-agan menak Cianjur yang kemudian diselesaikan secara baik oleh Pak Tjokro. Sebagai imbal jasanya, maka Pak Tjokro mendapat lahan sawah yang diberinamanya yaitu Blok Tjokro.
Kawasan pesawahan tersebut sejak tahun 84, berada di Desa Sindangsari, Kampung Seuseupan, dengan perubahan nama menjadi Blok Sampih.
Kejadian tentang Blok Tjokro ini saat Bupati Cianjur ke-12 adalah RAA Wiranakusumah – Dalem Hadji (1912-1920). Beliau dikenal dekat dengan tokoh-tokoh SI, antara lain KHR Muhammad Nuh Bin Idris, (ayah KHR Abdullah bin Nuh) pendiri Madrasah Al I’anah, pada 17 September 1912.
Beliau seorang ulama alumni Mekkah, junior Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) dan KH Ahmad Darwis alias KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang pernah berkunjung ke Kaum Cianjur menemui Mama Nuh Idris.(bukan Mama Nuh Gentur!). KHR Muhammad Nuh Idris terakhir sebagai anggota Konstituante (1955-1959) dari Partai Masyumi.
Terlebih pada tahun 1916, menjelang peristiwa kongres nasional Natico CSI (National Congress Central Sarikat Islam), pada 17 – 24 Juni 1916 di Bandung (Alun-alun dan Gedung Concordia/ Gedung Merdeka), bahwa pendopo Cianjur digunakan sebagai salah-satu tempat rapat persiapan panitianya.
Dalam rentang tahun itulah bahwa tokoh-tokoh SI Pusat , seperti Abdoel Moeis dan Tjokroaminoto antara tahun 1916-1917 berkesempatan berkunjung ke afdeling Cianjur, termasuk ke wilayah Ciranjang yang dikenal sebagai basis massa SI, sejak didirikannya di Cianjur tahun 1913.
Kaum al I’anah, 28/12/2024
Tulisan ini disajikan oleh Nunu A Hamijaya, Penulis buku Tetralogi Islam Bernegara & Negara Ummat.