Kamis, 26 Desember 2024

Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Organisasi Sayap yang Terabaikan


TJOKROCORNER, OPINI -
Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) adalah salah satu organisasi mahasiswa yang cukup tua di Indonesia yang lahir dari rahim perjuangan Sarekat Islam. Didirikan dengan semangat membangun generasi muda yang berintegritas, berwawasan luas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, SEMMI menjadi garda terdepan dalam mengawal isu-isu kebangsaan dan keumatan. Namun, di tengah perjalanan sejarahnya, peran strategis SEMMI perlahan-lahan mulai memudar, menjadikannya sebagai "organisasi sayap yang terabaikan."

SEMMI seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa Muslim untuk mengembangkan potensi intelektual dan moral, sekaligus menjadi ruang bagi lahirnya pemimpin masa depan yang tangguh dengan semangat dan cita-cita dari Sarekat Islam itu sendiri. Tetapi minimnya perhatian dari induk organisasi dan lemahnya dukungan sumber daya membuat SEMMI menghadapi berbagai kendala. Regenerasi yang terputus, struktur organisasi yang kurang solid, dan kurangnya program yang relevan dengan kebutuhan zaman menjadikan SEMMI kurang terlihat dalam percaturan organisasi mahasiswa di tingkat nasional.

Di era digital dan globalisasi, organisasi harus mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sayangnya, SEMMI masih kurang dalam hal ini. Kurangnya inovasi dalam strategi komunikasi dan kampanye membuat SEMMI sulit menjangkau generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi digital. Selain itu, kurangnya adaptasi terhadap isu-isu kontemporer juga membuat SEMMI kurang relevan di mata mahasiswa Muslim.

Padahal, sejarah telah mencatat bahwa SEMMI pernah menjadi bagian dari pergerakan mahasiswa yang progresif, yang tak hanya memperjuangkan hak-hak mahasiswa tetapi juga menyuarakan kepentingan rakyat kecil. Kehadiran SEMMI di berbagai kampus di Indonesia pernah menjadi simbol perjuangan mahasiswa Muslim yang lantang menyuarakan keadilan, melawan penindasan, dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

Namun kini, SEMMI sering kali hanya menjadi nama yang disebut dalam sejarah tanpa aksi nyata yang menggema di masa kini. Terabaikan bukan hanya oleh pihak eksternal, tetapi juga oleh induk organisasinya sendiri, SEMMI membutuhkan revitalisasi total. Organisasi ini harus kembali menemukan pijakannya, menyusun ulang visi dan misinya, serta melahirkan program-program yang relevan dengan tantangan zaman.

Bangkitnya SEMMI adalah harapan banyak pihak, terutama generasi muda Muslim yang merindukan organisasi yang mampu menjadi pelita di tengah kegelapan. Dengan dukungan dari semua pihak, terutama induk organisasi dan para alumni, SEMMI dapat kembali memainkan peran strategisnya sebagai motor penggerak perubahan di Indonesia.

Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia bukanlah organisasi yang ditakdirkan untuk terabaikan. Ia adalah simbol perjuangan mahasiswa Muslim yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam membangun bangsa. Kini saatnya SEMMI bangkit, bukan hanya untuk menyelamatkan dirinya, tetapi juga untuk menjadi cahaya yang menerangi jalan perjuangan generasi muda Indonesia.

Wallahu'alam.

Tulisan ini disajikan oleh Ardinal Bandaro Putiah. Tokoh Pergerakan Pemuda di Sumatera Barat.

Share:

0 Comments:

Posting Komentar